18 comments on “Al-Hallaj (Sang Sufi Kontroversi)

  1. kisah yang menarik dan betul2 kontroversi.
    sebagai seorang manusia yang dibekali akal, tuhan memerintahkan untuk memeriksa semua informasi yang datang kepada kita termasuk cerita2 seperti diatas. jangan hanya karena cinta dan taqlid sehingga melumpuhkan analisis kita yang kemudian menjadikan kita dengan mudahnya menerima dan menelan mentah2 setiap yang disajikan.
    berikut beberapa bagian yang menurut saya kontroversi dan sekiranya saya mohon kepada penulis artikel ini untuk menjelaskannya..
    yang pertama,
    penulis kisah ini tujuannya ingin menunjukkan ketinggian Al Hallaj tapi tanpa sadar disatu sisi ia menunjukkan sisi Al Hallaj yang lainnya.
    jika membaca cerita diatas kira2 kenapa Al Hallaj membebaskan semua tahanan ? apa hak dan dasar Al Hallaj hingga ia dengan begitu mudah membebaskan semua Tahanan ?
    orang sekaliber Al hallaj tentunya tahu mana yang pantas dan tidak dilakukan.

    yang kedua
    penggalan tulisan ini
    “Sebelum Tuhan menjadikan makhluk, ia hanya melihat diri-Nya sendiri. Dalam kesendiriannya itulah terjadi dialog antara Tuhan dengan diri-Nya sendiri, yaitu dialog yang didalamnya tidak terdapat kata maupun huruf. Yang dilihat Allah hanyalah kemuliaan dan ketinggian Zat-Nya sendiri. Allah melihat kepada zat-Nya sendiri, cinta yang tak dapat disifatkan, dan cinta inilah yang menjadi seban wujud dan sebab dari yang banyak ini. Ia pun mengeluarkan dari yang tiada bentuk copy dari diri-Nya yang mempunyai sifat dan nama-Nya. Bentuk copy ini adalah Nabi Adam. Setelah menjadikan Nabi Adam dengan cara it, Ia memuliakan dan mengagungkan Nabi Adam. Ia cinta pada belia, dan pada diri Nabi Adam setelah terdapat sifa-sifat yang dipancarkan Tuhan yang berasal dari Tuhan sendiri.”

    apakah pernyataan ini ada dasarnya minimal berupa hadis kudsi ?
    atau apa penulis ini hadir saat itu menyaksikan tuhan yang sedang berdialog dengan diriNya ?
    karena kalau tidak ada, berarti ini hanya rekaan, dugaan, sangkaan dan kebohongan terhadap Allah !!!!
    kenapa dengan segitu berani dan lancangnya kita menuliskan sesuatu tentang Allah yang kita tidak punya dasar pengetahuan ?
    bahwa tuhan berdialog dengan dirinya dialog tanpa kata dan huruf pula.
    ingat ayat ini

    10: 68. Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: “Allah mempuyai anak.” Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?

    72 : 4. Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah

    ayat ini adalah peringatan agar kita tidak mengatakan sesuatu yang kita tidak punya hujjah dan tidak kita ketahui dan juga tidak melampaui batas.

    mengatakan bahwa tuhan mempunyai sifat kemanusiaan tidak beda jauh dengan mengatakan tuhan mempunyai anak. karena keduanya dikatakan tanpa berdasar pengetahuan dan berlebihan serta melampaui batas terhadap Allah
    naudzubillah
    semoga tuhan memberi kita petunjuk.

    Suka

    • untuk bisa memasuki tarikat.. dibutuhkan landasan sayriat yg kuat.. ada hal yg bisa dijangkau akal dan byk hal yg tdk mampu dijangkau akal.. jika anda menggantunkan segala hal kepada akal ( ingat akal itu bersifat basaru .. dunia dan kebendaan terpengaruh oleh nafsu ) tdk semua hal yg ditangkap oleh otak adalah hal yg benar tergantung penguasaan nafsu atas diri seseorang.. akal itu terbatas kepada apa yg terlihat oleh mata.. terdengar oleh telinga.. dan bisa teraba dan dirasakan.. sedangkan ilmu tauhid sebagai gerbang ilmu tasawwuf itu tdk bisa di pecahkan oleh akal semata.. tp juga butuh keimanan dan paling utama adalah keredhaan Allah.. akal dalam pengertian.. dalam firman Allah sebagai pemberian kepada manusia.. bkn akal yg berada dikepala (otak atau brain)karna yg anda anggap akal itu adalah fikiran.. dan fikiran sebenarnya bukanlah akal.. kalimat akal dalam pengertian kita adalah kata2 dalam bahasa arab yg di masukkan kedalam bahasa Indonesia dari kata aqlu.. Aqlu dalam pengertian kalimatnya dan pengertian tata bahasa adalah wadah tempat ilmu.. tempat takdir dan ketentuan manusia.. tempat iman yg berada pada diri manusia.. tempat kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.. sedangkan fikiran ( akal ) dalam pengertian yg awam adalah yg sering pula melakukan hal yg bertentangan dengan kehendak Allah.. akal itu mampu membutakan hati.. dan mampu menyembunyikan kebenaran.. krn dia sangat sering menentang hati nurani dan keimanan.. kita mengambil satu contoh simple ” Kisah Israj dan Miraj ” coba fikirkan ini dgn akal.. ini informasi yg datang kepada anda.. coba anda fikirkan.. mampukah akal anda menjabarkan tentang kisah ini tanpa adanya keimanan?? just brain .. bkn dgn keimanan.. kita ambil 1 contoh lagi surah Al Ihklas ” Katakanlah Allah itu Ahad .. tidak beranak dan tidak diperanakkan.. ” jika kita berusaha mengambil informasi dan meneliti kebenar ayat ini dgn akal.. pasti akal tdk akan mampu.. Allah tdk diperanakkan.. dari mana Allah datang?? kenapa Allah ada?? datang dari mana?? semua ini tdk akan mampu di olah oleh fikiran.. ingat ya ini juga adalah sebuah informasi kan?? jd tolong fikirkan ini aja dulu.. fikirkan ayat ini.. karna ini adalah awal tauhid.. inilah ayat yg mengajarkan tentang tauhid.. tolongnya gunakan akal anda.. krn anda selalu menganggap segala hal harus bisa diterima akal.. SILAHKAN..

      Suka

      • siapa bilang peristiwa isra mi’raj dan yang berkaitan dengannya tidak bisa dijangkau dengan akal ?
        isra mi’raj itu suprarasional tapi bukan irrasional. jangan karena akal anda yang tidak mampu lalu menyamaratakan semua orang. mungkin ketika seseorang bertanya pada anda bagaimana cara membuktikan bahwa peristiwa isra mi’raj itu benar terjadi maka anda secara otomatis akan menjawab “sudahlah, percaya dan terima saja..akalmu tidak akan bisa menjelaskannya”
        iman begini kah yang diharapkan Tuhan ?
        iman yang hanya berdasarkan taqlid buta ?
        segala sesuatu di dunia pasti bisa diterima akal. sebagaimana akal bisa menerima keberadaan tuhan. selama ini, kebanyakan dari kita termasuk saya berkata seperti itu bukan karena akal kita tidak mampu tapi hanyalah karena faktor KEMALASAN BERPIKIR !
        seandainya ibrahim berprinsip dan bersikap malas seperti ini, maka ibrahim tidak akan menjadi bapaknya ahli tauhid. ketika ibrahim malas berpikir maka sudah dipastikan bahwa pencariannya akan tuhan berhenti. ia akan kembali sama seperti bapak moyangnya yang menyembah matahari. yang akan diikuti oleh orang2 yang kemudian yang juga malas berpikir.
        akal adalah pembimbing hati menuju iman. akal pula yang membimbing nafsu. nafsu yang seringkali membutakan hati. akal dan nafsu adalah dua jalan yang berbeda. itu lah kenapa tuhan menganjurkan untuk banyak menggunakan akal dan mencela orang yang tidak mau dan malas mempergunakannya. sungguh lucu jika diatas anda mengatakan bahwa dunia dan kebendaan terpengaruh oleh nafsu. ya, kondisi ini hanya terjadi jika anda membiarkan nafsu anda yang mengambil kendali ! membiarkan nafsu menguasai mata, telinga dan hati anda !
        anda terlalu jauh mengambil surat Al ikhlas sebagai contoh. Al ikhlas hanyalah bagian kecil dari Al quran. saya ingin bertanya, menurut anda apakah kebenaran alquran sebagai firman tuhan dapat diterima dan dibuktikan oleh Akal (anda) ? sehingga anda percaya bahwa al ikhlas juga adalah firman tuhan ? jika ya, bagaimana membuktikannya ?!!! atau apakah anda hanya langsung menerima dan percaya pada alquran begitu saja ? jika ya, (sekali lagi) iman beginikah yang diharapkan Tuhan ?
        atau apakah anda ingin mengatakan bahwa kebenaran alquran sebagai firman tuhan (juga) tidak dapat diolah oleh akal ?
        jika anda sudah tahu cara membuktikan kebenaran alquran yang dapat dibuktikan oleh akal anda maka jika anda berusaha lebih kuat (dengan membuka mata, telinga, hati) saya yakin, anda tidak lama lagi akan menemukan bukti nyata kebenaran isra mi’raj yang dapat dijangkau oleh akal !
        semoga tuhan memberi petunjuknya, amin !

        Suka

    • apa anda sudah membaca keterangan tentang sifat kemanusiaan?? disitu jelas2 ada catatan yg menguraikan.. sifat kemanusiaan itu adalah milik Allah.. hadist kudsinya jelas.. hanya pemahaman anda yg ga nyampe ” Akulah yg menciptakanmu dan Aku pula yg menciptakan SIFATMU” mungkin anda berfikir sifat pada diri manusia dalam hadist kudsi tersebut adalah sesuatu yg didatangkan dari ketiadaan menjadi ada.. sifat manusia adalah pencerminan atau pancaran dari nur sifat Allah.. contohnya Rahman ada pada manusia.. rahim.. ada pada manusia.. sangat byk jika ingin dijabarkan satu persatu.. manusia memiliki semua sifat dari asma Allah tersebut.. kecuali beberapa sifat yg menjadi sifat mutlat Allah.. contohnya qadim dll.. sekarang saya bertanya kepada saudara ahmad.. adakah didunia ini yg bukan milik Allah?? apakah sifat kamu.. yg kamu miliki sebagai manusia itu bukan milik Allah? jika dia bukan milik Allah lalu milik siapa? saya juga sudah menjelaskan.. kaki anda adalah kaki Allah.. kata siapa kaki anda bukan kaki Allah.. anda tdk memiliki apa2 saudara ahmad.. semuanya milik Allah.. jadi sifat kemanusiaan dalam penjabaran tersebut juga adalah sifat milik Allah.. bukan sifat milik manusia.. manusia hanya diberi pinjaman.. seharuhnya anda bertanya dulu.. apa yg dimaksud dengan sifat kemanusia dalam penjabaran diatas.. jadi sekarang tolong dijawab ya.. yg dimaksud dengan sifat kemanusiaan itu apa saja.. sehingga anda mengatakan mustahil Allah memiliki sifat kemanusiaan tersebut.. tolong dijawab ya.. sejujurnyanya.. koment anda panjang tapi tidak menjelaskan apa2.. tidak mengena pada pokok pembahasan.. pembahasan menceritakan soal daging dan biji.. anda muter2 aja dikulitnya.. terkadang kulit buah itu pahit.. tapi isinya manis.. tolong ya dijawab..apa itu yg dimaksud dengan sifat kemanusiaan.. singkat saja ya jawabannya.. sejujurnya saudara ahmad.. yakinilah apa yg benar bagi saudara.. jalanilah itu baik bagi saudara dan semoga itu bisa membawa saudara kepada pengenalan kepada Allah.. dan biarkan para sufi berjalan didalam pemahaman kesufian mereka memandang Allah dan menagenal Allah dgn pengenalan mereka.. para sufi tdk pernah merasa terganggu oleh org2 seperti anda.. dan tdk pernah menganggap org2 seperti anda salah dan keliru.. segala hal yg anda bantah diatas tulisan itu.. karena anda menganggap Allah tdk Maha berkehendak dan Allah itu Tdk Maha melakukan apa yg Dia Kehendaki.. jangan berusaha memahami segalanya itu dgn akal yg bersifat kebendaan.. dan anda malah menyamakan pernyataan kristen bahwa Tuhan memiliki anak.. dengan pernyataan tersebut diatas.. memiliki anak bagi Tuhan adalah mustahil.. tapi berhadapan dgn Allah dalam alam ruhaniyah.. bercakap2 dengan Allah dalam Alam Ruhaniyah bisa terjadi dgn kehendak Allah.. bukan kehendak manusianya.. tp dikehendaki oleh Allah.. sama seperti israj miraj.. mustahil bagi Rasulullah melakukan itu dgn kekuatan dan keinginan dirinya sendiri.. tp itu terjadi karna kehendak Allah.. Allah yg memperjalankan.. bukan Rasulullah jalan sendiri.. Demikian juga para sufi.. segalanya terjadi pada diri mereka.. bkn krn mereka menghendaki ataupun melakukan.. semua itu dilakukan Oleh Allah atas kehendak Allah.. org2 sufi hanya melakukan ibadah kepada Allah.. dengan pendekatan yg sedekat2nya kepada Allah.. tanpa meminta balasan apapun dari segala ibadahnya.. mereka tdk butuh pahala.. ataupun surga.. bagi mereka beribadah adalah karena kecintaan kepada Allah.. menjauhi larangan karena kecintaan mereka kepada Allah.. Allah adalah kekasih bagi mereka.. segala apapun hanya Allah.. sebagaimana sebelum segala sesuatu ini tercipta oleh Allah.. yg ada Hanya Allah.. sebelum Allah menciptakan saudara Ahmad?? dimana saudara berada?? dijawab ya.. tolong koment saya dibaca dengan teliti.. biar nyambung.. Syariat beribadah karna pahala dan ingin surga.. serta takut neraka.. org sufi krn kecintaan kepada Allah.. saudara Ahmad.. mungkinkah Anda mengucapkan kalimat Allah dari bibir saudara tanpa ijin Allah?? mungkinkah saudara bisa berjalan tanpa ijin Allah?? mungkinkah saudara bisa melihat tanpa ijin Allah?? saudara Ahmad.. apakah anda ada sebagai saksi waktu ayat ini diturunkan?? 72 : 4. Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah “.. knp anda percaya bahwa ini benar?? apakah anda memiliki bukti bahwa ini benar? apa yg membuat anda mengakui kalo ini benar?? apakah dari asumsi anda sendiri?? atau mungkin copas dari org lain?? atau dengar dari org lain?? .. jwbnanya yg tepat adalah keimanan.. dari mana datangnya keimanan itu?? apakah ada dgn sendirinya pada diri saudara?? atau krn daya fikir saudara?? jika karana akal fikiran.. maka saya rasa semua org cerdik dan jenius didunia ini akan memiliki iman yg sama.. ingat firman Allah ” Aku bimbing kepada cahayaKu bagi mereka yg aku Kehendaki.. dan Aku tutup hati mereka yg Aku kehendaki.. ” simple. yg dibimbing Allah kepada cahayaNya pasti BERIMAN dan yg ditutup hatinya oleh Allah pasti TIDAK BERIMAN.. so ????

      Suka

      • mari kita lihat siapa sebenarnya yang ga nyampe
        berikut pernyataan dari komentar anda diatas
        “mungkin anda berfikir sifat pada diri manusia dalam hadist kudsi tersebut adalah sesuatu yg didatangkan dari ketiadaan menjadi ada.. sifat manusia adalah pencerminan atau pancaran dari nur sifat Allah.. contohnya Rahman ada pada manusia.. rahim.. ada pada manusia.. sangat byk jika ingin dijabarkan satu persatu.. manusia memiliki semua sifat dari asma Allah tersebut.. kecuali beberapa sifat yg menjadi sifat mutlat Allah.. contohnya qadim dll..
        Ya anda benar sekali, saya memang berpikir seperti itu. Karena saya berpikir dan juga yakin bahwa tuhan itu maha kuasa yang mampu menciptakan sesuatu (baik itu mahluk, sifat) yang dari awalnya tidak ada menjadi ada ! atau apa anda berpikir bahwa tuhan tidak bisa berbuat seperti itu ? atau apakah anda yang berpikir bahwa tuhan tidak bisa menciptakan sesuatu yang awalnya tidak ada menjadi ada ? apa ini bukan bentuk kelancangan ? atau mungkin kebodohan ? Jawab ini dulu !!!!!!
        Berikutnya pertanyaan anda
        “yg dimaksud dengan sifat kemanusiaan itu apa saja.. sehingga anda mengatakan mustahil Allah memiliki sifat kemanusiaan tersebut.. tolong dijawab ya..”
        Sebelum masuk ke sifat kemanusiaan mari kita samakan pengertian kita tentang sifat terlebih dahulu. Dan untuk itu anda perlu menjawab pertanyaan2 ini
        Apakah “kuat” dan Lemah” adalah sifat ? jika ya
        Siapa kah yang memiliki sifat itu, manusia kah atau tuhan ?
        Apakah tuhan mempunyai sifat lemah ? Naudzubillah !!!
        Menurut saya sifat kemanusiaan itu ya seperti sifat lemah (yang antara lain lupa, ngantuk, lelah dan 5L lainnya) jadi, mustahil tuhan memiliki sifat kemanusiaan. Atau apakah sekali lagi anda berpikir bahwa tuhan mempunyai sifat2 kemanusiaan ?
        Sekarang, tolong tunjukkan sifat kemanusiaan yang di miliki tuhan ?
        Logika sederhananya seperti ini
        Seperti halnya tuhan yang memilih manusia sebagai wakil dan penggantinya melaksanakan tugas2 di bumi. Seorang manusia juga menciptakan sebuah kamera CCTV yang akan mengganti tugasnya mengawasi. Manusia mampu membuat kamera CCTV yang sifatnya mampu terjaga selama seminggu. Sebuah sifat yang sama sekali baru dan berbeda dari sifat penciptanya yang tidak mampu terjaga selama itu !

        berikutnya pernyataan anda
        “dari mana datangnya keimanan itu?? apakah ada dgn sendirinya pada diri saudara?? atau krn daya fikir saudara?? jika karana akal fikiran.. maka saya rasa semua org cerdik dan jenius didunia ini akan memiliki iman yg sama.. ingat firman Allah ” Aku bimbing kepada cahayaKu bagi mereka yg aku Kehendaki.. dan Aku tutup hati mereka yg Aku kehendaki.. ” simple. yg dibimbing Allah kepada cahayaNya pasti BERIMAN dan yg ditutup hatinya oleh Allah pasti TIDAK BERIMAN.. so ????
        Membaca penyataan diatas, Tampaknya anda belum bisa membedakan yang mana orang2 berakal yang dimaksud alquran dan orang berakal menurut anda. Orang berakal yang dimaksud alquran bukanlah orang cerdik dan jenius seperti yang anda maksud. Orang cerdik dan jenius dalam istilah alquran disebut orang yang berpandangan tajam ! kaum aad,tsamud bahkan yg terakhir bani israil adalah kaum yang sangat jenius, mereka mampu membuat bangunan2 luar biasa yang tuhanpun memujinya. Tapi mereka tidak termasuk orang2 yang berakal. Karena mereka tidak pernah mempergunakan mata, telinga dan hati. Mereka tidak pernah mempergunakan semuanya untuk MEMIKIRKAN tanda2 kekuasaan Allah, peringatan dan rasul Allah.
        Keimanan datang melalui mata, telinga dan hati. Orang cerdas dan jenius yang anda maksud punya ketiganya dan pikiran yang luar biasa tapi bukankah tuhan menyebut mereka sebagai orang yang buta dan tuli ? itu karena mereka tidak mau mempergunakan telinga mereka untuk mendengarkan setiap peringatan yang datang. Mereka sudah merasa cukup dengan apa yang mereka dapati dari nenek moyang, guru2 dan kitab2 mereka. Mereka tidak mau membuka hati dan pikiran mereka apakah yang dilakukan oleh nenek moyang, guru mereka dan sebagainya sudah benar adanya.

        Suka

  2. Intinya siapa saja dan apapun itu jika kenal/ tau yang mana allah dan percaya itu lah yg namax allah. Mka pasti selamat. Byk org hnya briman kpd nama allah v tdk tau dgn yg punya nama. Ini lh yg bahaya krna inilah prbuatan yg tdk ada ampunan yaitu prbuatan syrik. Jika sudah tahu dn kenal dgn yg namax allah insyallah selamat dn tinggl menunggu pulang kembali kpd allah.

    Suka

  3. Dari jaman al-hallaj sudah ada manusia seperti saudara ahmad ini, dan percuma jg berdebat sama beliau… Karna hati beliau di penuhi penyakit.. Dr cara beliau coment, terlihat bahwa belau tak senang dengan yg ada di web ini, padahal tak ada yg menyuruh beliau membaca, terlalu sibuk menilai org lain, sehingga beliau lupa akan dirinya sendiri..

    Disukai oleh 2 orang

    • Sama lah…
      Dari dahulu juga seperti itu
      Sejak jaman nuh hingga kini
      Setiap kali datang peringatan pada orang kafir atau sesat
      Mereka menyumbat telinga mereka
      Mereka sudah merasa cukup dengan apa yg mereka dapati dari nenek moyang n guru2 mereka
      Masalah sibuk menilai orang ya ?
      Lah situ juga kok sibuk nilai saya ?
      Padahal sama sprti saya…
      Tidak ada yg suruh mas firman baca koment saya…..
      Hahaha…
      Saya membaca ini juga gak sengaja
      Annafis mempublish artikel ini supaya orang membacax…betul gak bang nafis ?
      Jd secara tdk langsung bang nafis yg suruh sy loh
      Klo tulisanx tidak mau dibaca org ya mbok ditulis di kertas trus simpan dibawah bantal.
      Yang menyedihkan…setiap sy bertaxa maka ujung2x bang nafis main kabur aj.
      Beginikah sikap tabligh ?

      Suka

  4. mantap annafiz…kadada habis nya mambahas masalah itu ahmad ai…amun ada baisi ilmu tu ulah jua di web ikam…amun handak badebat ahmad ai datangi aku di kalimantan sinih….baik jua annafiz mau babagi ilmu nya…dasar jua ikam neh ahmad ai

    Suka

      • Rasulullah membenci Orang yang suka berdebat mengenai agama ini, karena dengan berdebat akan merusak Ukhuwah Islamiyah
        Semua PENDEBAT mempunyai alasan tersendiri untuk membela apa yang sedang dibahas, tetapi apabila mereka sudah terjun dalam gelanggang perdebatan, alasan mereka hanya satu yaitu ingin menang. Perasaan itu pasti pernah dirasakan oleh semua yang pernah berdebat
        Contohnya, dalam perdebatan, pasti ada pihak Syubhat dan pihak bantahan, semua ingin mematahkan hujah masing-masing lawan hingga dapat diketahui kebenarannya walaupun ada kalanya bertentangan dari topik pembahasan dengan apa yang diperdebatkan menurut pemahaman masing-masing.
        Apa juga topik yang didebatkan termasuk dalam masalah perbedaan pemahaman dalam agama Islam, kita pasti akan melihat dengan jelas mereka yang berdebat bukan untuk mencari kebenaran, tetapi mencari kemenangan. Dalam keadaan seperti inilah ada banyak golongan yang berani memperdebatkan ayat Allah walaupun sesungguhnya mereka kurang pengetahuannya dalam hal ini, akhirnya menyebabkan kekacauan.
        Firman Allah (yang artinya) : “Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir..” (QS. Ghafir : 4)
        Dalam ayat lain Allah berfirman (artinya) :
        “Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Surah Ghafir, ayat 56)
        Maka janganlah kita merasa diatas kebenaran lalu mencela sesama Muslim, perdebatan tidaklah lain hanya merugikan kita dan merusak hubungan sesama saudara ( se-Iman ).
        Kesalahan yang terjadi adalah apabila memilih berdebat sebagai jalan utama, dan dakwah dijadikan pilihan alternatif.
        Masalahnya, apakah menyampaikan risalah Islam dengan cara berdebat bisa membuat perdamaian dan serta merta bersatu untuk bekerjasama dalam usaha dakwah kita?
        Mereka yang suka berdebat bukan bertujuan menyampaikan kebenaran tetapi untuk membantah hujah pihak lawan seperti firman Allah yang bermaksud:
        “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf, ayat 58)
        Ajaran Islam menyeru umat-Nya berhikmah dalam berdakwah boleh tercalar dengan kelantangan hujah pihak yang tidak mahu bertolak ansur. Maka perlunya kita merenung kembali, walaupun kita mungkin berada pada pihak yang benar, atau mungkin memenangi perdebatan dengan hujah mantap, mengapakah kebenaran dibawa masih sukar diterima?
        Al-Imam Ahmad menyatakan, “Pokok ajaran As-Sunnah menurut kami adalah: Berpegang teguh di atas metod sahabat Rasul Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam, mengikuti mereka dan meninggalkan bidaah. Dan setiap bidaah adalah sesat. Dan meninggalkan pertengkaran serta duduk bersama pengekor hawa nafsu, juga meninggalkan dialog dan berdebat serta bertengkar dalam agama ini.”
        Apa yang dibincangkan di sini ialah masalah sikap dan mentaliti segelintir pendakwah. Tidak dinafikan, boleh berdebat dalam Islam seperti yang pernah dilakukan nabi dan ulama salaf tetapi kebenaran bergantung kepada keadaan, tujuan dan maksud perdebatan itu.
        Debat tidak selamanya tercela, bahkan kadangkala sesuatu kebenaran itu terkuak melalui pintu perdebatan. Debat dengan cara baik adalah seiring firman Allah yang bermaksud: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan debatlah mereka dengan cara yang baik.” (Surah An-Nahl, ayat 125)
        Oleh itu, jika tidak ada garis panduan, justeru perkara yang diperdebatkan akan berakhir dengan pertengkaran dan perselisihan faham antara satu sama lain. Berapa ramai kini yang ghairah untuk berdebat atas nama kebenaran sedangkan mereka hanya ingin bongkak dengan kemenangan.
        Maknanya, mereka terpaling daripada niat asal dalam menyampaikan kebenaran sedangkan mereka hanya ingin bongkak dengan kemenangan.
        Maknanya, mereka terpaling daripada niat asal dalam menyampaikan kebenaran dan jika itu kesannya maka ia bukanlah cara yang dituntut Islam dalam menyampaikan kebenaran.
        Pernyataan Abu Bakr boleh dijadikan panduan sebelum mengetuk pintu perdebatan yiaitu,
        “Jika orang yang menanyakan permasalahannya
        kepadamu adalah orang yang mengharapkan bimbingan kepada kebenaran dan bukan perdebatan, maka bimbinglah dia dengan cara yang terbaik dengan penjelasan. Bimbinglah dia dengan ilmu daripada Al-Kitab dan As-Sunnah, perkataan sahabat dan ucapan imam kaum Muslimin. Dan jika dia ingin berdebat denganmu, maka inilah yang dibenci oleh ulama, dan berhati-hatilah engkau terhadap agamamu.
        Dan beliau ditanya lagi:
        “Apakah kita biarkan mereka berbicara dengan kebatilan dan kita mendiamkan mereka? Maka katakan kepadanya: Diamnya engkau daripada mereka dan engkau meninggalkan mereka dalam apa yang mereka bicarakan itu lebih besar pengaruhnya atas mereka daripada engkau berdebat dengannya. Itulah yang diucapkan ulama terdahulu dari ulama salafus salih kaum Muslimin.” (Lammud Durr, Jamal Al-Haritsi halaman 160-162)
        Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam tidak menyampaikan risalahnya dengan cara berdebat semata-mata. Malah, Baginda membencinya, seperti diriwayatkan daripada Aisyah bahawasanya Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang bermaksud: “Orang yang paling dibenci Allah adalah yang suka berdebat.” (Hadis Muttafaq ‘alaihi)
        Perdebatan hanyalah jalan terakhir yang seharusnya kita pilih apabila betul tujuan dan maksudnya. Kenali keutamaan, kemudian barulah mencari alternatif. Maka di sinilah pentingnya kita umat Islam untuk sentiasa membetulkan niat dalam cara dakwah.

        Demikian,.. Semoga bermanfaat.

        Suka

  5. Tidak semua yang di luar logika berarti gila, tergantung dari tingkatan mana memahaminya, kisah al-Hallaj, Siti Jenar, Abdul Qadir Jaelany ataupun Hamzah Fansuri, hanya penggalan kisah yang hanya orang-orang tertentu saja yang memahaminya, bagi sebagian mungkin itu di luar logika, sama halnya dengan kisah Khidir yang tingkah lakunya dianggap kontroversi oleh Musa AS …

    Suka

  6. Hamba seorang fakir tergerak utk berkomentar,
    Melihat komentar2 di atas,nampaknya kita harus kembali lagi belajar apa yg di sampaikan abah guru sakumpul yaitu:
    1. Wajib pada akal ?
    2. Mustahil pada akal ?
    3. Harus pada akal ?

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar