HAKIKAT DZAT FISSIFATULLAH (4)


Hakikat Dzat pada Sifat Allah .Setelah menyelesaikan kajian tentang sifat ujud dan sifat hayat yang merupakan dua sifat yang utama bagi Allah swt, maka mulai dari kajian ke lima Hakikat Dzat Pada Dzat Allah ini sesungguhnya kita sudah memasuki kajian kesimpulan dan aplikasi dari pemahaman yang sudah dibahas dalam aktivitas kehidupan kita sehari-hari dan ritualitas ibadah wajib dan ibadah sunnah sebagai pengamalan syariat ajaran agama islam sebagai agama tauhid terakhir.

Sebagaimana yang telah disampaikan dalam kajian-kajian sebelumnya bahwa sifat-sifat yang dimiliki oleh Allah swt sebagai tuhan adalah sifat-sifat yang hanya dimiliki oleh Allah swt saja. Tidak dimiliki oleh makhluknya. Apabila sifat-sifat tersebut terdapat pada makhluk, maka berarti sifat tersebut bukan sifat Allah swt karena Allah swt sebagai tuhan tidak bisa disamakan, tidak bisa disetarakan dengan apapun juga baik itu dzat, sifat ataupun perbuatannya. Itulah tauhid yang benar lagi lurus yang kita tidak boleh tersesat didalamnya.

Pada kajian sebelumnya juga telah difahami bahwa, dengan pendefinisian dari sifat-sifat Allah swt yang telah dilakukan oleh ulama-ulama Ahlul Sunna Wal Jamaah sebelumnya sesungguhnya telah membuka satu celah kepada kita sebagai makhluk yang berakal untuk mengungkap tentang hakikat dari Allah swt itu secara nyata, karena hubungan antara dzat dan sifat adalah hubungan yang saling terkait, dimana keberadaan suatu dzat akan bisa diketahui dan dijelaskan melalui sifat-sifatnya dan sifat-sifat yang dikandung oleh dzat adalah penggambaran dari dzat itu sendiri. Dengan logika sederhana dapat dinyatakan bahwa, dimana ada dzat, maka disitulah sifatnya berada dan dimana sifat terlahir, maka disitu juga sesungguhnya dzatnya berada

Ungkapan atau contoh yang sangat logis dan gampang untuk difahami tentang hubungan antara dzat dan sifat adalah dengan memahami sifat dari api. Yaitu Panas, panas merupakan sifat yang dikandung oleh api, dimana panas itu terasa, maka disitulah api itu berada. Apabila semakin panas kita rasakan, maka sesungguhnya semakin dekat kita dengan sumber panas itu yaitu api, sehingga semakin dekat kita dengan api maka kita akan semakin merasakan panasnya api itu. Dan sebaliknya, apabila semakin jauh kita dari api, maka panasnya api akan semakin berkurang kita rasakan. Dimana ada panas disitulah ada api. Panas adalah sifat dan api adalah zatnya.

Akibat dari panas yang ditimbulkan akan berbanding lurus dengan jarak yang berhasil dicapai oleh suatu benda dengan sumber panas atau api tersebut.

Semakin dekat keberadaan suatu benda dengan sumber panas, maka akan semakin besar panas yang diserap benda dan semakin besar juga panas yang disalurkan benda tersebut kepada benda-benda disekitarnya

Semakin jauh keberadaan suatu benda dengan sumber panas, maka akan semakin kecil panas yang diserap benda itu dan semakin kecil juga panas yang disalurkan benda tersebut kepada benda-benda disekitarnya

Sehingga ketika tidak ada lagi jarak yang tersisa antara suatu benda dengan sumber panas, maka benda itu dinyatakan berada dalam sumber panas itu, maka benda itu akan terbakar, menjadi bagian bahan bakar yang menyalakan atau menghidupkankan api. Bukan Menjadi Api

Kedekatan Allah swt sebagai Tuhan dengan Makhluk pada hakikatnya tidak merubah makhluk menjadi tuhan. Tetapi hanya mempertegas pembuktian atau memperjelas keberadaan sifat Allah swt saja.

Pada tataran inilah sebetulnya faham tauhid lebih banyak disesatkan oleh iblis dari golongan jin sehingga terbentuk pemahaman bahwa makhluk bisa menyatu dengan Tuhannya ( untuk yang memahami jin adalah bagian dari iblis )

Dan pada tataran ini jugalah sebagian ahli sihir yang mengaku menguasi atau memiliki ilmu putih             ( padahal itu adalah sihir juga ) menekankan pemahamannya, sehingga para iblis yang telah menguasi sihir tertentu menyakinkan kepada para budaknya itu ( tukang sihir ), seolah-olah kehendak penyihir tersebut merupakan iradat-Nya Allah swt, padahal semua itu hanyalah tipuan iblis dari kelompok jin belaka.

Telah banyak para alim dan orang-orang yang mengaku sebagai ahli tariqat dan ahli tasawuf terjebak dalam pemahaman ini, sehingga banyak sekali ditemui kelompok-kelopok tariqat dan pengajian tasawuf yang sesat dan menyesatkan pengikutnya seperti pemahaman bahwa, pencapaian maqam tertentu pada keyakinan tauhid yang difahami, telah menggugurkan ikatan hukum syariat padanya. Setiap yang dilakukan adalah Haq atas kehendak Allah swt.

Sesungguhnya pemahaman tauhid seperti itu ( dan masih banyak lagi pemahaman tauhid yang tersesat dan atau dianggap sesat ) lebih banyak disebabkan oleh kurang lengkapnya dan tidak sempurnanya pemahaman tauhid yang diyakininya. Sebagian lagi disebabkan dorongan nafsu yang dikendalikan oleh jin yang memang bertugas dan telah mendapat izin resmi dari Allah swt untuk menyesatkan umat manusia yang tidak mampu menguasai dan mengendalikan nafsunya dengan baik.

Pada bagian akhir dari kajian Hakikat Dzat Pada Sifat Allah pada kajian kelima atau ketujuh ini kembali saya mengingatkan jangan berhenti memahami kajian hakikat dzat Allah swt melalui sifat-sifat Allah sampai pada kajian ini saja. Pada kajian selanjutnya kita akan mencoba melanjutkan Hakikat Dzat Pada Sifat Allah secara lebih mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan dan ibadah. Insya Allah.

Fahamilah kembali kajian ini dari awal dari secara berulang-ulang. materi kajian yang sudah disampaikan merupakan kajian bersambung dalam satu rangkaian. Kalau hanya memahami satu bagian saja justru bisa menimbulkan kebingungan dan keraguan atau melahirkan pemahaman tanpa dasar yang pada akhirnya menimbulkan fanatisme yang sombong, yang selalu merasa paling benar. Selain dari pemahaman yang diyakininya adalah salah atau dianggap bida’ah. Padahal Kebenaran Yang Sesungguhnya Hanya Milik Allah swt saja. Tugas kita hanya meyakini sebanyak yang kita fahami saja

Pahami semua kajian ini secara utuh dan konprehensif dan tanyakan apa-apa yang tidak jelas atau kurang difahami kepada para guru kita yang ada dimajelis masing-masing atau sebagai solusi pertama sampaikan pertanyaan, kritikan, saran, bantahan, sanggahan pada kotak komentar yang tersedia. Insya Allah saya akan mencoba menjelaskan setiap pertanyaan yang timbul dari kajian ini. [ Annafiz ]

13 comments on “HAKIKAT DZAT FISSIFATULLAH (4)

    • itu disebut gerak majasi.. bukan gerak hakikat.. kebaikan yg ditimpakan Allah atas diri manusia adalah cobaan.. demikian juga kejahatan yg ditimpakan kepada manusia juga adalah cobaan..

      Suka

  1. SALAM,
    DUA KALIMAT SAHADAT MERUPAKAN “PENYAKSIAN KEPADA ALLAH dan RASULNYA”, SAYA MOHON PENJELASAN, DALAM PENYAKSIAN ITU APANYA YANG DI SAKSIKAN ?

    Terimakasih
    wassalam

    Suka

    • Sahadat adalah interfrestasi dari pertanyaan Allah di alam rahim.. Allah berfirman terhadap jiwa ” Allastu Birabbikum ” maka jiwa itu menjawab ” Qolu balaa Syahidna ” yg artinya kira2 sebagai berikut ” Kenalkah engkau Aku Allah Tuhanmu? jiwa menjawab .. ” aku menyaksikan.. Penyaksian pada tahap itu adalah penyaksiaan musyahadah.. karna sangat mustahil melihat ujud dari dzat Allah.. tp manusia mampu melihat wujud ahadiyah melalui segala ciptaan nya.. ” tdk akan berwujud segala sesuatu.. jika bukan karna wujud Allah ” Allah yg maujud atas segala yg maujud..

      Suka

    • Saudara Mahdy ” Sifat Qudrat adalah sifatuzzat,sifat azalia dari dzat Allah,yg menjadi bagian dari Dzat-Nya, dalam terjemahan dikatakan Maha Berkuasa,( Kekuasaan yg tdk datang dari sesuatu selain Dia, kekuasan yg mutlak dimiliki oleh dzat) mustahil Ia lemah. Adapun Sifat Kaunuhu Qadiran : Allah tetap selalu dalam keadaan berkuasa, yang mana Nama ini disandangkan Kepada sifat dari Af’alullah, Artinya Allah Menciptakan dan Allah berkuasa Atas semua ciptaan nya. sedangkan Sifat Qudrat sendiri Allah Maha Berkuasa pada Hakikat Azalia Dzatnya, meskipun Tidak menciptakan ( Belum Ada Mahkluk). dan penjelasan perbedaan Sifat Ilmu dgn Kaunuhu Aaliman juga persis Sama, Allah memiliki 7 sifat Ma’ani yg disandangkan kepada Dzat yaitu : yaitu qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar dan kalam. sifat2 ini adalah sifat mutlak dari Dzat Allah pada saat sebelum ada Mahkluk.semoga ini bisa memberi anda pemahaman.. mohon maaf jika kurang mengena, tp inilah kemampuan saya. yg datang dari Allah.

      Suka

  2. Salam….Saya bai at waktu umur saya 30 tahun. Di bai at oleh seorang syed. Saya di ajar cara berzikir dan musyahadah.. salisila juga di terangkan…Tarikat saya adalah tarikat Nasabandi..Selama hampir 15 tahun saya mendusta dgn diri sendiri kerana mengejar nafsu saya sendiri. Saya malu dgn Allah dan juga dgn guru yg terlalu baik dgn saya. Kami hilang communikasi sehingga hari ini. Selepas beberapa bulan yang lalu, saya cuba mencari jalan hidup yang nyata ya itu kehidupan sebagai umat yg memohon keredhaan Allah. Saya merasa aman dan tenang walaupun masalah duniawi masih tetap bergelombang. Namun dgn harapan agar keikhlasan dan nur dapat disematkan oleh Allah utk saya, saya akan cuba mengakhiri kehidupan saya dgn keredhaan Allah swt. Soalan saya di sini, bole kah anda memimbing saya jika guru saya tidak dpt di cari?

    Suka

    • Amalkan segala yg telah diajakarkan Guru sodara, musyahadalah berdasarkan ajaran nasabandiyah.. amalkan zikir2 yg diajarkan dgn ihklas dan krn Allah semata.. krn redha Allah.. niscaya Allah akn membuka pintu keharibaan Ilmunya..

      Suka

  3. salam sejahtera buat anda dan keluarga…saya kagum dgn penjelasa anda di blog ini dan sy bisa menerima dengan yakin penjelsaan anda…yang sy mau tanyakan bagaimana tata cara untuk berjumpa dan membuka tabir kita denganNYA….trima kasih banyak sebelumnya

    Suka

Tinggalkan komentar