4. Kelemahan Pendapat untuk menemukan Tuhan, Berarti adalah sebuah Penemuan


Kelemahan Pendapat untuk menemukan Tuhan, Berarti adalah sebuah Penemuan.

Syekh JUNAID r.a berkata : “ Untuk sampai kepada Allah, bukanlah karena “sebab” dan “nashor”  (pengamatan fikiran/hasil pengolahan otak) hal itu semata-mata karena karunia Allah yang Latief, dalam isyarat  yakin dan Tahkik imam (kemantapan iman)

Shiddiq Al-Akbar r.a berkata :

“ Al’Azju ‘Anil Idraki, Fahuwa Idraakun ”

Artinya : “ Kelemahan menemukan pendapat, maka itulah sebenarnya yang merupakan penemuan “

Sayyidul ‘Arifin, Sayyidina Ali bin Abi Tholib. r.a. Karamallahu wajhahu berkata :

“ Kullun Maa Yakhthuru Fi Khayaalika Wa YaTashawwaru Fi Dzaalika Haalikun Fallaahu Bikhilafi Dzaalika “

Artinya : “ Semua yang terlintas dan tergambar pada khayalmu, semuanya akan menjadi (adalah) musnah, maka Allah berbeda jauh dengan semua itu “

Syekh Abu Ja’far bin Abdullah Suhrawardi r.a. berkata :  “ Ketahuilah oleh anda, bahwa sampai atau bertemunya hamba dengan Allah itu ada beberapa maratib(tingkatan).

Seseorang yang sampai pada “hening yakin” adalah salah satu tingkatan sampai.

Tentang pengertian sampai ini, terdapat pula perbedaan tingkatan. Ada yang sampai pada titik perhentian Af’al, pada Tajalli Af’al, maka fanalah Fi’il nya (perbuatannya) sendiri, atau perbuatan selain dirinya pada perhentiannya, kecuali itu adalah Af’al Allah semata, yang demikian berarti dia telah keluar dari “Tadbir” (pengaturan) dan “ihktiar”  (usaha).

Ada pula diantaranya sampai pada perhentian Sifat, batas perhentiannya pada Maqam Haibah (rasa kagum yang mendalam) sehingga ia dapat menyaksikan sifat Jalal dan sifat Jamal Allah s.w.t.

Selain itu, ada pula yang sampai pada tingkat Dzat, karena terhias hatinya dengan Nurul Yakin dan Musyahadah. Mereka inilah orang  Khawwas, (istimewa) dan orang yang Muqarrabin. Inilah perbedaan tingkatan sampai kepada Allah s.a.w.

1 comments on “4. Kelemahan Pendapat untuk menemukan Tuhan, Berarti adalah sebuah Penemuan

Tinggalkan komentar