MARTABAT TANAZZUL


Martabat Tanazzul   pada tingkat-tingkat berikut ini .

        1. Alam Arwah. Pada tingkat inilah terhimpun dan terhampar luas segala roh yang tidak bersusun-susun.
        2. Alam Mistal. Ada rupa, tetapi tidak bisa dibagi-bagi karena amat halusnya. (catatan: istilah ilmiyahnya atom, a = tidak, tom = dibagi bagi.
        3. Alam Ajsad. Berupa dan berbentuk dan bisa dibagi-bagi atau terbagi-bagi.
        4. Alam Insan. Terhimpun menurut pengertiannya (amrun itibary) dari yang ke 1 sampai dengan 6.

Martabat yang ke 7 ini adalah martabat yang terakhir, kesemuanya ini dinamakan pula umumnya dengan nama Martabat Tujuh.

Seorang yang zahir pada alam Insan (alam manusia) kemudian sempurna makrifatnya sampai kepada martbat yang pertama, maka orang tersebut dapat diberi gelar dengan Insan Kamil. (manusia seutuhnya sempurna)
Insan Kamil. atau manusia sempurna yang dimaksudkan ini, dimana terhimpun sifat Jalal (kemuliaan) dan sifat Jamal (keindahan) yang nyata sekali pada iri Nabi kita Muhammad s.a.w. sehingga tepat kalau beliau dikatakan atau dinyatakan sebagai penutup para Nabi.

Kesimpulan :
Setelah anda mempelajari apa yang tertera dalam tulisan ini, tidaklah salah kiranya bila disini kita cantumkan ringkasan-ringkasan mskipun sudah cukup jelas pada pasal dan bagiannya masing-masing.

  • Segala perbuatan adalah perbuatan Allah, si hamba sama sekali tidak memiliki perbuatan.
  • Segala asma pada hakekatnya adalah Asma Allah.
  • Segala sifat pada hakekatnya adalah sifat Tuhan. Yang ada pada hamba adalah mazhar WujudNya.
  • Nur Nabi kita Muhammad s.a.w. adalah dari pada Nur Zat Allah Ta’ala. Sekalian mahluk dan segala sesuatu ini di jadikan dari padanya.

Bagi mereka yang ingin mendapatkan perbendaharaan Uluhiyah dan khazanah rabbaniyah seharusnyalah mereka secara terus menerus dengan zikrullah dan sholawat atas Nabi s.a.w. agar memudahkan terbukanya khazanah hati untuk menampung “makrifatullah” dalam waktu yang singkat.

Dalam rangka terus menurus zikir dan mentauhidkan Allah s.w.t. adalah dengan cara :

  1. Anda lihat segala gerak dan diam, ucapan atau bukan ucapan, semua itu adalah dri pada Allah s.w.t. Apakah hal itu dari dirimu sendiri atau bukan. Maka dengan kesungguhan dan ketekunan sehingga tahkik hal itu bagi anda dengan penuh perasaan dan kasyaf. cara ini disebut Tauhidul Af’al.
  2. Dengan isyarat guru, berpindah anda pada cara berikutnyaTauhidul Asma. dan Tauhidus-Sifat. engkau lihat dan pandang dengan penuh perasaan dan jiwa serta keyakinan yang mantab atau dengan perkataan lain, dengan “cara Syuhudi”, “kasyfi, “zauqi” tak ada yang kuasa, tak ada yang berkehendak, tak ada yang tahu, tak ada yang hidup, melihat, mendengar dan berkata-kata, kecuali Allah Dzat Wajibul Wujud.
  3. Selanjutnya anda berpindah tingkatTauhiduz-Zat.dengan suatu kepastian bahwa tidak ada yang maujud ini kecuali Allah, fanakan segala akwan ini serta dirimu sendiri.
  4. Anda tenggelamkan dirimu dalam kefanaan, selanjutnya anda fanakan pula kefanaan itu dari anda, yang maksudnya “bukan anda yang memfanakan tetapi memfanakan itu adalah Allah s.w.t. Hal ini yang disebut “fana ul fana”.

Apabila semua itu sudah mencapai hasil, Allah akan letakkan anda pada suatu tingkatan BAQO BILLAH, yang dengan itu Allah karuniai anda dengan karomah (kemuliaan) dan kegembiraan yang tiad tara dari Hidlrat Yang Suci, begitu pula berarti anda telah diangkat Allah dari lembah kehinaan dan dibebaskan olehNya dari perhambaan dan belenggu hawa nafsu, lalu merdekalah anda dalam arti yang sebenarnya sebagai hamba Allah.s.w.t.

Semua yang diutarakan ini adalah cara-cara musyahadah, hal mana merupakan pula jalan yang paling dekat menuju Allah, serta merupakan ibadat yang paling utama (afdal).

8 comments on “MARTABAT TANAZZUL

  1. FANAFI SYEKH, FANAFI RASUL, FANA FILLAH,
    LA HAULA WALA QUATA ILLA BILLAH
    hakikat itu intinya sederhana, menyatakan yang sesuatu yang nyata dan menghilangkan akuan pada diri dalam apapun dan kapanpun, namu dibalik kesederhanaan itu tersimpan hikmah yang sangat halus, yang tidak dapat diumpakan dengan kata-kata apapun sampai seseorang merasakan sendiri apa yang dimaksud dengan Fana dan Baqa itu sendiri, Hal ini sangat rentan dengan godaan dan bisikan syaitan yang seolah-olah membenarkan setiap pekerjaan kita padahal dia menuntun kita kepada kesesatan, kita perlu Guru yang mursid dalam mempelajari ilmu ini,terkecuali bagi orang-orang yang Manjujub, yang terlebih penting hakikat pada dasarnya tidaklah bertentangan dengan syariat, kerena hakikat tersebut merupakan buah dari syariat (mujahadah) yang benar dan keras, namun jikalau ada kelakuan orang-orang ahli ma’rifat yang bertentangan dengan syariat secara jahir maka itu semata-mata kurangnya ilmu yang ada pada diri kita, jangan pernah menyalahkan apalagi menghina orang-orang tersebut kerana akan memudarat kepada diri kita, Wallahualam

    Suka

Tinggalkan komentar