Memelihara dan Melaksanakan Hukum-hukum Syariat
Maka oleh sebab itu, bila telah nyata bagi anda rahasia yg didapat dalam musyahadah itu, jangan anda ceritakan atau beberkan kepada siapapun karena menceritaka hal-hal itu adalah sebagian yang diharamkan atau dilarang oleh Allah s.w.t. dan sebenarnya Allah menyuruh anda menutupinya sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w. :
” Walillaahi Mahaarimun Falaa Tahtakuuhaa”
Artinya :
” Dan Allah itu mempunyai beberapa rahasia yang diharamkan mengeluarkannya, maka sebab itu jangan sekali-kali anda buka hal itu ”
Bilamana nyata hal itu dengan dzauqi, maka tetaplah anda mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan, tetap memelihara adab atau syariat supaya kenikmatan dan keindahan rahasia itu tetap ada padamu.
Turutilah ajaran syariat bahwa anda tetap menyembunyikan hal tersebut kecuali kepada ahlinya. Yang dikatakan ahlinya adalah mereka yang mempersiapkan hatinya, sunyi dari yang lain dari pada Allah, mereka yang menguburkan segala rahasia di dalam dadanya sendiri, hal mana tidaklah mereka beritahukan kepada siapapun kecuali yang oleh Allah sendiri memerintahkan agar di beri tahu.
Perlu di ingatkan benar-benar bahwa
Maqom Baqo itu berarti pula kembali melaksanakan zahir syariat, amar ma’ruf nahi munkar, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, yang benar adalah benar yang salah adalah salah, diberikannya apa yang pantas kepada yang berhak menerima pemberian, disempurnakannya segala hak dan kewajiban sebagaimana mestinya.
Beberapa kesimpulan
Kesimpulan dari seluruh uraian ini adalah dua hal, pertama
Maqam Fana dan kedua, Maqam Baqo.
Yang menyangkut Maqom Fana adalah :
-
Tauhidul Af’al
-
Tauhidul Asma
-
Tauhiduz Sifat
-
Tauhidiz Zat
Semua ini sudah dijelaskan pada pasal-pasal terdahulu, bagaimana pengertiannya dan bagaimana pula cara-cara musyahadahnya.
Kemudian yang menyangkut Maqom Baqo adalah :
-
Syuhudul Kastrah Fil Wahdah
-
Syuhudul Wahdah Fil Kastrah.
Di antara kedua Maqom ini (Fana dan Baqo) yang tertinggi adalah Maqom Baqo. Dapat pula dikatkan, bahwa Maqom Fana itu adalah Maqom hilang sirna dibawah Ahadiyatullah, sedang Maqom Baqo itu adalah Maqom Kekal dengan Wahidiyatullah.
Tentang Maqom Baqo ini dapat pula diungkapkan dengan lain perkataan “Hawiyatullah dan QayyumiyahNya”
(ke Dia-an Allah dan tegak-Nya) Sariyun (Mesra/Meliputi) pada tiap-tiap Zarratul Wujud.
Maqom Baqo dinamai pula dengan nama Maqom Tajalli atau Maqom Zhuhur. Penguraian seluruhnya dapat disimpulkan dalam 4 (empat) kalimat :
” Maa Ra’aitu Syai’an Illaa Ra,aitullaaha Ma’ahu”
Artinya : ” Apapun yang kulihat, hanya Allah yang kulihat besertanya ”
” Maa Ra’aitu Syai’an Illaa Ra’aitullahaa Fiihi ”
Artinya : ” Apapun yang terlihat, hanya Allah yang terlihat padanya ”
” Maa Ra’aitu Syai’an Illaa Ra’aitullaaha Qablahu ”
Artinya : ” Apapun yang terlihat, hanya Allah yang terlihat Sebelumnya “
” Maa Ra’aitu Syai’an Illaa Ra’aitullaaha Ba’dahu ”
Artinya : ” Apapun yang terlihat, hanya Allah yang terlihat sesudahnya ”
Maqom Tajalli ini tidak akan dapat tercapai, sebelum melewati Maqom Fana dan Maqom ” Fana’ul Fana”.
Tidak salahnya bila disini dicantumkan beberapa pendapat para Arif Billah mengenai Maqom Baqo.
Pendapat Syekhuna Alimul Allamah Wal Bahrul-maghriq Maulana Syekh Abdullah bin Hijazi Al Mishri Rahimahulullahu ta’ala, tercantum dalam kitab Wirid Sahur :
” Tidak akan dapat tercapai Maqom Billah itu, kecuali setelah berhasil tingkat Fana. Tercapai tngkat Baqo ini adalah dengan Jizib. Kalau ada yang berhasil tingkatan Baqo tanpa melalui tingkatan Fana, hal itu adalah jarang terjadi (Nadir)
Pendapat-pendapat dikalangan Ahli Tasawuf :
-
Fana menurut pengertian tasawuf adalah fana segala hawa nafsu Basyariyah (kemanusiaan) dan tampak nyata sifat-sifat Ketuhanan.
-
Baqo itu adalah tampak nyatanya “Qo’im” Allah Ta’ala pada segala sesuatu.
-
Al Baqo’u An (Y) Yakuna Minallahi, Lillahi, Billahi. Arinya : “
Baqo adalah dari pada Allah, Karena Allah, dengan Allah “
Maksudnya :
Dari pada Allah, Di jadikan segala sesuatu ini dan segala yang terjadi.
Karena/Untuk Allah, maksudnya segala sesuatu apapun juga adalah karena Allah, Untuk Allah dan pada Hakekatnya adalah milik Allah/kepunyaan Allah.
Dengan Allah, maksudnya ada dan diadakan segala sesuatu ini adalah dengan Hak Ta’ala.
- Syekh Qutubuddin Qasthoni q.s berpendapat : Maqom Fana dan Maqom Baqo, kedua dunya adalah “sifat ma’nawiyah” pada hamba. Bilamana berhasil pada satu tingkatan, dilain pihak dia berhasil pula. Dengan pengertian lain, bilamana berhsil maqom fana berarti fana pula sifat sifat tercela yang basyariyah (kemanusiaan) dan sekaligus berarti berhasil Maqom Baqo, kekal dengan sifa-sifat terpuji yang uluhiyah (ketuhanan)
- Syekh Ibrahim bin Sofyan q.s berpendapat : Fana dan baqo itu adalah berarti mengandung nilai ihklas terhadapa wahdaniyah (ke-Esaan) dan menegakkan sifat-sifat kehambaan.
Demikianlah beberapa pendapat tentang masalah fana dan baqo, yang bilamana seseorang berhasil mencapai tingkat tersebut akan dapat merasakan rasa lezat kejiwaan yang luar biasa, mendapat gelar shiddiq, muwarrabin, ahli tauhid yang benar, arif billah yang sejati.
Setiap nafas dari orng yang demikian mempunyai nilai yang tinggi, eakan sama dengan pahala seribu orang yang syahid sebagaimana ucapan Qutubul Ghaus Mahyunnufus Maulana Sayid Al-Idrus. Q.s.
” Innaa Lil Arifiina Bikulli Nafasin Darajatu Alfu Syahiidin ”
Artinya : ” Sesungguhnya, tiap nafas seorang Arif-billah sama pahalanya dengan seribu orang perang syahid.”
Hitungan nafas itu diperkirakan sehari semalam 28.000 kali.
Semoga Allah menjadikan kita semua tergolong dalam golongan ahli syuhud dan ahlul-minnah (penuh cita-cita) dihiasi rasa kerinduan dan cinta kasih kepada Allah s.w.t. serta merasakan kelezatan yang terindah, berkat syafaat Nabi Muhammad.s.a.w.
Mantab
SukaSuka
assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuhsalam kenal dari saya , sebenarnya saya tertarikdengan artikel ini dan saya ingin belajar langsung dengan mursyidnya, dan kalu diperbolehkan tolong kasih tahu kemana dan dimana almatnya karena sesuai dengan artikel yang saya baca dalam judul memelihara hukum syariat jika mencari ilmu ini harus dengan yang hidup supaya ilmunya juga hidup dan berkah
SukaSuka